Jumat, 14 Januari 2011

ASUHAN KEBIDANAN KALA IV

ASUHAN PERSALINAN KALA IV
Kala IV adalah o menit sampai 2 jam setelah persalinan plasenta berlangsung. Ini merupakan masa kritis bagi ibu, karena kebanyakan wanita melahirkan kehabisan darah atau mengalami suatu keadaan yang menyebabkan kematian pada kala IV ini. Bidan harus terus memantau keadaan ibu sampai masa kritis ibu telah terlewati.
EVALUASI UTERUS
1. Konsistensi : tindakan pertama yang di lakukan bidan setelah plasenta lahir adalah melakukan evaluasi konsistensi uterus sambil melakukan masase untuk mempertahankan kontraksinya pada saat yang sama, derajat penurunan serviksdan uterus ke dalam vagina dapat dikaji kebanyakan pada uterus sehat dapat melakukan kontraksi sendiri.
2. Atonia : apabila bidan menetapkan bahwa uterus yang berelaksasi merupakan indikasi akan adanya atonia, maka segera lakukan pengkajian dan penatalaksanaan yang tepat. Kegagalan mengatasi atonia dapat menyebabkan kematian ibu. Saat pengkajian, faktor-faktor yang perlu untuk mempertimbangkan adalah sbb :
a. Konsistensi uterus : uterus harus berkontraksi efektif, teraba padat, dan keras.
b. Hal yang perlu di perhatikan terhadap kemungkinan terjadinya relaksasi uterus.
- Riwayat atonia pada persalinan sebelumnya
- Status pasien sbagai grande multipara
- Distensi berlebihan pada uterus misalnya pada kehamilan kembar, polihidramnion atau makrosomia
- Induksi persalinan
- Persalinan presipitatus
- Persalinan memanjang
c. Kelengkapan plasenta dan membran saat inspeksi, misalnya bukti kemungkinan tertinggalnya fragmen plasenta atau selaput ketuban di dalam uterus
d. Status kandung kemih
e. Ketersediaan orang kedua untuk memantau konsistensi uterus dan aliran lokia, serta membantu untuk melakukan massase uterus
f. Kemampuan pasangan ibu-bayi untuk memulai proses pemberian ASI
Pencegahan infeksi
Setelah persalinan, dekontaminasi alas plastic, tempat tidur dan matras dengan larutan clorin 0,5% kemudian bilas dengan deterjen dan air bersih. Jika sudah bersih keringkan dengan kain bersih supaya ibu tidak berbaring di atas matras yang basah. Dekontaminasi linen yang digunakan selam persalinan dalam larutan clorin 0,5% dan kemudian cuci segera dengan air dan deterjen.
Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa daerah perineum, vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami peregangan, oleh kemungkinan edema dan lecet. Introitus vagina juga akan tampak terkulai dan terbuka. Sedangkan vulva bisa berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet-lecet.
Untuk mengetahui ada tidaknya trauma atau hemoroid yang keluar, maka periksa anus dengan rectal toucher.
Laserasi dapat dikategorikan dalam :
1. Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
2. Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu dijahit).
3. Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani.
4. Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani yang meluas hingga ke rektum. Rujuk segera.
Prinsip Penjahitan Luka Episiotomi/ Laserasi Perineum
Indikasi Episiotomi
1. Gawat janin
2. Persalinan per vaginam dengan penyulit (sungsang, tindakan vakum ataupun forsep).
3. Jaringan parut (perineum dan vagina) yang menghalangi kemajuan persalinan.
Tujuan Penjahitan
1. Untuk menyatukan kembali jaringan yang luka.
2. Mencegah kehilangan darah.
Keuntungan Teknik Jelujur
Selain teknik jahit satu-satu, dalam penjahitan digunakan teknik penjahitan dengan model jelujur. Adapun keuntungannya adalah :
• Mudah dipelajari.
• Tidak nyeri.
• Sedikit jahitan.
Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam melakukan penjahitan perlu diperhatikan tentang :
1. Laserasi derajat satu yang tidak mengalami perdarahan, tidak perlu dilakukan penjahitan.
2. Menggunakan sedikit jahitan.
3. Menggunakan selalu teknik aseptik.
4. Menggunakan anestesi lokal, untuk memberikan kenyamanan ibu.
Pemantauan Keadaan Umum
Selama dua jam pertama pasca persalinan :
1. pantau tekanan darah,nadi,tinggi fundus,kandung kemih dan perdarahan yang terjadi setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal, lakukan observasi dan penilaian lebih sering.
2. Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setia 30 menit dalam jam kedua kala empat. Jika ada penemuan yang abnormal, tingkatkan frekuensi observasi dan penilaian
3. Pantau temperature tubuh ibu satu kali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan. Jika temperature meningkat pantau lebih sering
4. Nilai perdarahan. Periksa perineum an vagina setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua pada kala empat
5. Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus dan perdarahan uterus,juga bagaimana melakukan pemijatan (rangsangan taktil) jika uterus menjadi lembek
6. Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan Bantu ibu untuk mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering,atur posisi ibu agar nyaman. Jaga agar kepala dan tubuh bayi terselimuti dengan baik,berikan bayi kepada ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan diberi ASI
7. Jangan anjurkan penggunaan kain pembebat perut selama dua jam pertama pascapersalinan atau hingga ibu sudah stabil. Kain pembebat perut menyulitkan penolong untuk menilai kondisi uterus ibu secara memadai
Jika kandung kemih penuh, Bantu ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya dan anjurkan untuk mengosongkan kandung kemihnya setiap kali diperlukan. Ingatkan ibu bahwa keinginan untuk berkemih mungkin berbeda setelah ia melahirkan bayinya. Jika ibu tidak dapat berkemih, Bantu ibu dengan cara menyiramkan air bersih dan hangat ke perineumnya. Berikan privasi atau masukkan jari-jari ibu ke dalam air hangat untuk merangsang keinginan berkemih secara spontan. Jika setelah tindakan-tindakan ini ibu tetap tidak dapat berkemih secara spontan,mungkin diperlukan tindakan kateterisasi. Jika kandung kemih penuh atau dapat dipalpasi,gunakan tehnik aseptic pada saat memasukkan kateter nelaton disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk mengosongkan kandung kemih. Setelah mengosongkan kandung kemih, lakukan pemijatan untuk merangsang uterus berkontraksi dengan baik
Sebelum meninggalkan ibu, pastikan bahwa ibu bisa berkemih sendiri dan ibu serta keluarganya mengetahui bagaimana cara menilai tonus dan perdarahan uterus. Ajarkan pada mereka bagaimana mencari pertolongan jika ada tanda-tanda bahaya seperti :
1. Demam
2. Perdarahan aktif
3. Bekuan darah yang banyak
4. Bau busuk dari vagina
5. Pusing
6. Lemas luar biasa
7. Penyulit dalam menyusui
8. Nyeri perut atau abdomen yang lebih dari keram uterus biasa