Senin, 13 Desember 2010

kompetensi bidan dalam asuhan selama proses persalinan dan kelahiran


PENDAHULUAN
             Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dan keluarganya. Sebagai bidan kita beruntung dapat berbagi peristiwa ini dengan keluarga. Kita juga berada pada posisi yang unik untuk meningkatkan kemampuan ibu dalam melahirkan, sebagaimana juga kemampuan menemani ibu dalam proses kelahiran untuk memberikan dukungan dan dorongan. Sangat penting untuk di ingat bahwa persalinan ini adalah proses yang normal serta merupakan suatu kejadian yang sehat, akan tetapi potensi komplikasi yang mengancam nyawa juga akan selalu ada, sehingga bidan harus mengamati dengan ketat ibu dan bayi sepanjang kelahiran. Dukungan yang terus-menerus dan penatalaksanaan yang terampil dari seorang bidan dapat menyumbang suatu pengalaman melahirkan dan menyenangkan dengan hasil persalinan yang sehat dan memuaskan. Untuk itu diperlukan pengetahuan, dan keterampilan dalam memberikan asuhan persalinan.

PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang di tandai dengan perubahan serviks secara progresif dan di akhiri dengan kelahiran plasenta.

SEBAB MULAINYA PERSALINAN
Yang perlu kita ketahui, bahwa ada 2 hormon yang dominan pada masa kehamilan, yaitu : Estrogen dan progesteron. Dimana estrogen berfungsi untuk meningkatkan sensivitas otot rahim dan mempermudah penerimaan rangsangan dari luar, seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin, dan rangsangan mekanis. Selanjutnya progesteron yang berfungsi untuk menurunkan sensivitas otot rahim yang dapat menghambat rangsangan dari luar, seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin, dan mekanis, dan menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
Estrogen dan Progesteron harus dalam kondisi seimbang, sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Apabila keseimbangan antara Estrogen dan progesteron berubah, maka akan memicu oksitosin di keluarkan dari hipofisis posterior, hal tersebut akan menyebabkan kontaksi yang disebut dengan braxton hicks. Kontraksi braxton hicks akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan, sehingga frekuensi kontraksi makin sering.
Oksitosin diduga bekerja sama dengan prostaglandin  yang makin meningkat, mulai dari umur kehamilan minggu ke-15. Disamping itu, faktor status gizi wanita hamil dan keregangan otot rahim juga secara penting mempengaruhi dimulainya kontraksi otot rahim
Sampai saat ini hal yang menyebabkan mulainya proses persalinan belum di ketahui benar tetapi Berdasarkan uraian diatas ada beberapa teori yang menyatakan sebab-sebab terjadinya persalinan, yaitu :
a.  Teori penurunan hormon
b. Teori plasenta menjadi tua
c.  Teori distensi rahim
d. Teori iritasi mekanis
e. Teori oksitosin
f.   Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis
g.  Teori prostaglandin


PERMULAAN PERSALINAN
Tanda Persalinan Sudah Dekat
Lightening. Menjelang minggu ke-36 pada primigravida, terjadi penurunan fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam panggul. Penyebab dari proses ini adalah : 1. Kontraksi braxton hicks. 2. Ketegangan dinding perut. 3. Ketegangan ligamentum rotundum. 4. Gaya berat janin, kepala ke arah bawah uterus.
Masuknya kepala janin ke dalam panggul dapat dirasakan oleh wanita hamil dengan tanda-tanda sebagai berikut : 1. Terasa ringan di bagian atas dan rasa sesak berkurang. 2. Dibagian bawah terasa penuh dan mengganjal. 3. Kesulitan saat berjalan. 4. Sering berkemih
Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan hubungan normal antara ketiga P, yaitu : power (his), pasage (jalan lahir), dan passenger (bayi dan plasenta). Pada multipara gambarannya menjadi tidak sejelas pada primigravida, karena masuknya kepala janin ke dalam panggul terjadi bersamaan dengan proses persalinan.
Terjadinya his permulaan : pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi braxton hicks yang kadang dirasakan sebagai keluhan karena rasa sakit yang di timbulkan. Biasanya pasien mengeluh adanya rasa sakit di pinggang dan tersa sangat mengganggu, terutama dengan pasien dengan ambang rasa sakit yang rendah. Adanya perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan oksitosin semakin menigkat dan dapat menjalankan fungsinya secara efektif untuk menimbulkan konraksi atau his permulaan. His permulaan ini sering di istilahkan sebagai his palsu dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Rasa nyeri ringan di bagian bawah. 2. Datang tidak teratur. 3. Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda kemajuan persalinan. 4. Durasi pendek. 5. Tidak bertambah bila beraktifitas.


TANDA MASUK DALAM PERSALINAN
Terjadi his persalinan : karakter dari his persalinan  1. Pinggang tersa sakit menjalar ke depan. 2. Sifat his teratur, interval semakin pendek, dan kekuatan makin besar. 3. Terjadi perubahan pada serviks. 4. Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan, maka kekuatannya bertambah.
Pengeluaran lendir dan darah (penanda persalinan) : dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan. 1. Pendataran dan pembukaan. 2. Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis servikalis terlepas. 3. Terjadi perdarahan kerena kapiler pembuluh darah pecah.
Pengeluaran cairan : sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka di targetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun jika ternyata tidak tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum, atau sectio caecaria
TAHAPAN-TAHAPAN PERSALINAN
Kala I (pembukaan)
             Pasien dikatakan dalam tahapan persalinan kala I, jika sudah terjadi pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Proses ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu : fase laten (8 jam) dimana serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana serviks membuka dari 3-10 cm. Kontraksi ini lebih kuat dan sering terjadi selama fase aktif. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient (ibu yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravidaberlangsung 12 jam sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm per jam dan pembukaan multigravida 2 jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.
Kala II (pengeluaran bayi)
             Kala II adala kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diaknosis persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala jainin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. Gejala utama kala II adalah sebagai berikut : 1. His semakin kuat dengan interval 2-3 manit, dengan durasi 50-100 detik. 2. Menjelang kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak. 3. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti dengan keinginan mengedan karena tertekannya fleksus frankenhouser. 4. Dua kekuatan, yaitu his dan mengedan akan mendorong kepala bayi sehingga kepala membuka pintu ; suboksiput bertindak sebagai hipomochion, berturut=turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, seperti kepala seluruhnya. 5. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu penyusuaian kepala pada punggung. 6. Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30  menit.
Kala III (pelepasan plasenta)
             Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Pada lapisan nitabuusch sudah mulai ada pelepasan plasenta, karrena sifat retraksi otot rahim. Tanda-tanda lepasnya plasenta adalah : uterus menjadi bundar, uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas kesegment bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan
Kala IV (observasi)
             Kal IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV dilakukan observasi terhadap perdarahan pascapersalinan, pada sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang diakukan adalah : tingkat kesadaran pasien, pemeriksaan TTV, kontraksi uterus, terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.

TUJUAN ASUHAN PERSALINAN
Tujuan asuhan persalinan normal adalah untuk menjaga kelangsungan hidup dan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi. Walaupun dengan intervensi yang minimal, namun upaya yang terintegrasi dan lengkap tetap harus di jaga agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan optimal

Raferensi
Chapman, vicky. 2006. Asuhan kebidanan : persalinan dan kelahiran. Cetakan I.
         Penerjemah : H.Y. Kuncara. Editor edisi bahasa indonesia monica Ester. Jakarta: EGC
Manuaba, I. G. 2001. Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri Ginekologi dan KB jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri fisiologi, Obstetri patologi. Jakarta : EGC
Nicola V Winson, Rita sandra McDonald. 2008. Kamus kebidanan bergambar. Jakarta : EGC